Senin, 06 Agustus 2012

Cinta yang Berjarak

Semarang, 06 Agustus 2012

Wahai kasih yang kini dekat,
begitu indah saat setiap detiknya kau mampu membuatku selalu menguraikan senyuman. Membuatku menepiskan kegundahan. Menjadikanku selalu tegar bagaikan karang yang kuat menahan ombak menyakitkan.
Wahai kasih yang kini dekat,
Mampukah aku merasakan itu hingga aku tak bisa merasakan rasa apapun? Selalu merasakan bahagia walau ombak menyakitkan selalu mendatangkan kegundahan.

Kini,
Aku tahu, segalanya akan berubah. Berubah menjadi kasih yang kini akan siap pergi menjauh. Terhalang jarak kota, hingga akhirnya terhalang jarak pulau. Mengisahkan cinta yang berfikir kehidupan yang realistis.
Tapi cinta yang akan selalu menguatkan walau akan terjadi hantaman ombak yang akan menyakitkan. Menjadikan kekuatan disetiap langkah berat.

Bila rindu menjelajahi jiwa. Pandanglah bulan. Mungkin bulan akan tersenyum. Seperti halnya aku yang menunggumu di tempat yang sama. Lihatlah bulan, bila itu akan merasakan kedekatan yang tak terhalang oleh jarak. Bila kau dan aku melihat bulan yang indah di tempat yang tak sama. Mungkin, aku akan tersenyum melihat bulan. Karena kurasakan kau dan aku menatap bulan di tempat yang sama.

Bila kasih yang terhalang oleh jarak. Tak akan sulit bila ada kekuatan kasih yang memeluk hati. Yang menyatukan rasa kasih yang tak ingin berpisah. Realitas berkasih dengan cinta, yang tak hanya memenangkan cinta di setiap nafasnya. Karna bagiku, segala yang baik untukmu, baik untukku juga. Segala cita-citamu, merupakan impianku juga. Impian yang selalu ku inginkan dirimua kan meraihnya.

Bila aku tak mampu melangkah disampingmu. Ku kirimkan doa di setiap nafasku, hanya untuk kasih yang selalu ingin ku lihat senyumnya. Senyumanmu NH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar